Thursday, September 29, 2005

I'm so excited ..
So excited about continue spending my life with you
Happy 1st anniversary my wife :)

Jakarta 25.09.05

Monday, September 26, 2005

Untuk istriku ..
Terima kasih karena rela menungguku pulang hingga larut malam

Terima kasih karena tak sedikit pun kau mengeluh tentang itu
Terima kasih karena kau mendukungku dalam langkah-langkah yang kuambil
Terima kasih karena kau mau memercayai hal-hal yang kuyakini
Terima kasih karena lebih banyak dirimu memberi daripada meminta
Terima kasih karena kau berikan senyummu meski kantuk begitu menyerangmu

Terima kasih untuk air putih yang kau sediakan setiap pagi di sisi tempat tidurku
Terima kasih untuk pakaianku yang selalu rapi tersedia sehabis ku membasuh diri
Terima kasih untuk sarapan hangat dan bekal makan siang yang kau siapkan bagiku
Terima kasih untuk doa-doamu bagi perjalanan dan pekerjaanku
Terima kasih untuk email-emailmu yang menghibur dan menguatkanku di tengah hari
Terima kasih untuk kasihmu yang selau tersedia bagiku

Terima kasih telah menerimaku apa adanya
dan mau begitu merendahkan hati untuk belajar memahami diriku

Terima kasih, istriku

Fatmawati 21.09.05 9:26 PM
specially dedicated to my wife, Indri
celebrating our 1st marriage anniversary

Wednesday, September 21, 2005

[Puisi bulanan seorang demonstran - September 2005]

Engkau membunuh saudaramu sendiri !
Ya ! Saudara yang dengannya kau tumbuh bersama
Saudara yang dengannya kau berbagi ruang dan udara
'Dengan apa aku membunuhnya .. ?'

Kau tanyakan dengan apa kau membunuh saudaramu ?
Baik ! Dengarkan ini .. agar hatimu terbuka ..

Kadang kau membunuh saudaramu dengan senjata2 manusia
Badik, parang, pedang, mesiu, senapan, peluru ..
Kau pasti bisa menambah dan mengingatnya sendiri

Kadang pula kau membunuhnya dengan cara-cara yang seolah baik
Ganti rugi pembebasan tanah,
pencabutan subsidi minyak,
pelipat gandaan pajak dan retribusi,
penertiban pedagang kaki lima
Dan masih banyak lagi bukan ?

Seolah baik ..
padahal di akhirnya semua berujung pada kepentinganmu semata

....
....

Tapi jujur saja,
aku pun pernah membunuh saudaraku

'Dengan apa kau membunuhnya .. ?'

Dengan rasa benci, dendam dan akar pahit yang kupupuk dalam hatiku
Ya! Barangsiapa membenci saudaranya, ia telah membunuhnya ..
Dan aku ? Aku sudah beberapa kali melakukannya ..
Jadi .. kau lihat ?
Aku pun pernah melakukan hal-hal buruk

Tapi kini ..
Biarlah Sang Maha Tinggi yang jadi kekuatanku
Sehingga ketika aku berdiri menghadang di tengah-tengah jalanmu
Aku tak perlu sampai membencimu

Thursday, September 08, 2005

Aku tak berani memandang wajahmu
Bukan karena kau menakutkan
Bukan juga karena aku tak bernyali
Bukan juga karena ada seseorang
yang melarangku untuk melakukannya

Bukan .. bukan karena itu ..

Aku hanya tak bisa menerima
apa yang mungkin terjadi selanjutnya ..

...
...

Aku yakin ku akan terpesona dengan wajahmu
Lalu kemudian mencoba mengenal pribadimu
Dan akhirnya jatuh cinta pada dirimu
Mulai mengirimimu bunga
Menghabiskan waktu untuk mencari-cari apa yang kau suka
Mati-matian berusaha membuatmu tertawa
Mengatur-atur kesempatan agar kita bisa bersama
Lalu akhirnya mulai mendapati bahwa hatiku tak bisa lagi berpisah darimu

...
...

Aku sungguh tak bisa menerima
Bila akhirnya itu semua terjadi

Karena aku tak mungkin meninggalkan istriku ..
Ia orang yang sederhana
pun mencintaiku dengan seutuhnya

Aku juga tak mungkin meninggalkan dua anak gadisku ..
Yang kini beranjak dewasa
dan memandang diriku sebagai sosok ideal pria mereka nantinya

...
...

Jadi ..
Aku mohon maaf
Jika tak berani memandang wajahmu
Apalagi tersenyum padamu

(Kurasa kau kini mengerti alasanku)

Fatmawati, 07.09.05 10:22 AM