Tuesday, December 27, 2005

[Puisi bulanan seorang demonstran - Desember 2005]

Aku ingin berteriaaaaakk ..
Tapi nampaknya hari ini bukan saat yang tepat untuk berteriak
Aku ingin bernyanyi, sambil mengusung umbul-umbulku

Tapi nampaknya hari ini ada hal lain yang lebih penting untuk kulakukan

Hari ini aku harus mencari beras
Untuk tetangga sebelah rumahku
Karena jika tidak ..
Akan genap tiga hari sudah perut mereka tak terisi apa-apa

Hari ini aku harus mencari obat
Untuk tetangga depan rumahku
Karena jika tidak ..
Penyakit paru-paru ituakan membuatnya mati terlalu cepat

Hari ini aku juga harus mencari uang
Untuk anak tetangga belakang rumahku
Karena jika tidak ..
Tidak akan ada lagi hari esok untuk riwayat pendidikannya

Jadi mohon maaf, kawan ..
Aku tidak ikut dalam demo kali ini


Fatmawati 08.12.05 6:47 PM

Tuesday, December 20, 2005

"Bang .. ke Pasar Palmerah ya .."
"Wah, maaf, Neng .. lagi gak narik"

"Bang .. tolong ke Bintang Mas .."
"Wah, maaf .. lagi gak narik dulu, Pak"

"Oom .. oom .. ke Patal Senayan ya, oom"
"Aduh, Dek .. saya lagi gak narik. Lagipula jangan panggil saya oom, gak biasa dengernya"
"Ok deh, Oom"
"Halaahh .."

Dua-tiga orang lagi masih datang meminta hal yang sama
Namun dengan tujuannya masing-masing tentunya
Dan jawabanku tetap sama, karena sesungguhnya aku sedang menunggu

Untunglah tak terlalu lama lagi aku menunggu
Karena akhirnya muncullah sosok itu
Membawa keranjang di kiri-kanan-nya
Dan sebuah bakul pikulan besar di punggungnya

"Laku jualannya, Bu ?"
"Habis, Le .. Puji Tuhan .."

Ahh, inilah saat paling indah di setiap hari
Saat aku menjemput ibu, di perempatan jalan itu

Fatmawati, 20.12.05 7.58 pm
[selamat Hari Ibu untuk Mama & Ibu]

Friday, December 16, 2005

Suatu hari aku mendengar suara-Nya
"Keluarlah dari rumahmu ..."
"Aku akan menghancurkannya"

maka dengan patuh aku pun keluar
membawa keluargaku serta

Tak lama kemudian mulailah kulihat
tembok-tembok rumahku dihantam hancur
Bagian-bagian lainnya pun mulai kehilangan rupa

Hanya dalam sekejap
rumahku tak lagi berdiri

Dan sampai saat itu .. aku hanya terdiam ..
Karena memang tak tahu harus berkata apa

Tak lama kulihat tanganNya yang perkasa
Mulai membersihkan puing yang tersisa
Lagi-lagi .. hanya dalam sekejap
Sudah tak ada lagi apa-apa di sana

Dan kemudian Ia pun mulai membangun
Sebuah bangunan baru
Sebuah rumah untukku dan keluargaku

Sebulan .. dua bulan .. tiga bulan ..
Ahh .. akhirnya ..
selesai juga ..

Amat berbeda dengan rumah lama yang kukenal
Bentuk-bentuknya saja sama sekali tak sama
Ada sedikit rasa asing ketika menatapnya
Meski hatiku mengakui ..
rumah baru ini lebih indah

"Masuklah .. engkau dan keluargamu"
"Nikmatilah .. apa yang tanganKu sudah sediakan bagimu"

Aku tersenyum ..
Namun hatiku bertanya :

"Mengapa rumah lamaku harus dihancurkan ?"
"Tak bisakah ia berdiri berdampingan dengan rumah baru ini ?"

(aku menunggu ..)

Dan Ia tersenyum ..

Fatmawati, 08.12.05 5:52 PM